Alkohol Gula

Alkohol Gula

Last Updated on 06.08.2020 by Andre Huyok

Alkohol Gula Aldehida dan keton

Alkohol gula merupakan bagian besar dari banyak makanan yang kita konsumsi hari ini dan dapat memiliki efek signifikan pada bagaimana tubuh kita bereaksi terhadap makanan yang kita makan. Zat ini telah digunakan selama berabad-abad dalam industri obat-obatan sebagai agen antibakteri, antijamur, dan antioksidan, tetapi sekarang juga digunakan untuk meningkatkan rasa makanan dan minuman tertentu, serta memberikan rasa yang lebih manis pada produk lain.

Alkohol gula adalah zat alami, biasanya berasal dari karbohidrat, mengandung dua gugus hidroksil yang terikat pada setiap atom karbon. Mereka adalah padatan yang larut dalam air, putih, padat yang dapat terbentuk secara alami atau dapat diproduksi secara industri dengan fermentasi karbohidrat. Karena mengandung kedua gugus -OH, mereka secara teknis diklasifikasikan sebagai gula, meskipun struktur molekulnya tidak termasuk glukosa, fruktosa atau galaktosa. Beberapa alkohol gula yang paling umum digunakan termasuk gliserol, sukrosa, etil maltol, sirup glukosa dan isomalt. Seperti namanya, mereka semua mengandung glukosa tetapi tidak seperti glukosa.

Alasan mengapa senyawa ini dianggap sebagai senyawa alami daripada gula adalah karena senyawa ini tidak diubah atau diubah secara kimiawi saat diekstraksi dari karbohidrat. Ketika gula diolah menjadi produk seperti permen dan minuman berenergi, molekul gula diatur ulang sehingga menyerupai senyawa gula alami, memungkinkannya bertindak sebagai stimulan, anti oksidan, dan pengganti gula.

Alkohol Gula Beberapa alkohol

Ada beberapa risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi gula alkohol, meskipun terjadi ketika molekul gula itu sendiri berinteraksi dengan enzim dalam tubuh yang memecah karbohidrat. Satu masalah umum adalah mereka dapat menghasilkan aldehida dan keton, yang bisa sangat beracun dalam jumlah besar. Masalah umum lainnya adalah mereka dapat menghasilkan radikal bebas di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kanker. Aldehida dan keton adalah penyebab umum kerusakan hati, dan karena kemampuannya untuk berinteraksi dengan sistem enzim, mereka juga dapat menyebabkan kerusakan DNA dan menyebabkan mutasi sel.

Langkah pertama dalam mengidentifikasi potensi risiko kesehatan yang terkait dengan suatu zat adalah menentukan apakah zat tersebut mengandung gula. Setelah informasi ini dipastikan, para ilmuwan kemudian dapat memfokuskan penyelidikan mereka pada struktur kimia gula alkohol dan bagaimana mereka akan berinteraksi dengan enzim di dalam tubuh. Setelah daftar masalah potensial diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menguji senyawa dalam uji klinis, yang biasanya dilakukan pada sukarelawan yang sudah minum obat untuk penyakit lain.

Alkohol Gula Untuk mencegah produksi gliserol, peneliti

Sebagian besar alkohol gula dapat dipecah menjadi alkohol sederhana saat mereka terpapar enzim di dalam tubuh dan kemudian dimetabolisme menjadi gliserol. Namun, produksi gliserol hanya cukup untuk menghilangkan gula dalam jumlah terbatas dari makanan. Oleh karena itu, molekul gliserol dapat tetap berada di aliran darah dan dapat mengganggu aktivitas normal enzim pencernaan.

Gliserol tidak larut, jadi diekskresikan dalam urin. Sebagai akibatnya, harus dijaga pada konsentrasi rendah, sebaiknya di bawah satu bagian gliserol hingga satu bagian glikoprotein. Itu juga dapat berinteraksi dengan zat lain di dalam tubuh dan menciptakan radikal bebas yang menghasilkan beragam masalah kesehatan. Radikal bebas dapat merusak dengan beberapa cara, termasuk menghasilkan radikal bebas yang merusak sel, mengganggu DNA, dan menyebabkan kerusakan jaringan.

Untuk mencegah produksi gliserol, peneliti telah mengembangkan berbagai metode untuk mengurangi kadar gliserol dalam makanan dan minuman dan menggunakannya sebagai sumber energi dalam tubuh. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menambahkannya ke minuman beralkohol. Salah satu metode melibatkan menambahkan gliserol ke anggur untuk meningkatkan isinya. Metode lainnya adalah dengan menambahkan gliserol ke dalam minuman beralkohol. Terakhir, metode lain adalah menambahkan gliserol ke makanan lain, seperti buah-buahan, untuk mencegah produksi gliserol di dalam tubuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *