Gangguan Identitas Disosiatif

Gangguan Identitas Disosiatif

Des 15, 2020 Blog by Andre Huyok

Gangguan kepribadian ganda mengacu pada Gangguan Identitas Disosiatif (Dissociative Identity Disorder / DID), yang merupakan penyakit mental di mana seorang pasien memiliki kepribadian yang berbeda-beda dalam pikirannya.

Gangguan Identitas Disosiatif gangguan kepribadian ganda, dan gangguan

Pasien dengan Gangguan Identitas Disosiatif memiliki kepribadian ganda yang sepenuhnya berada di bawah kendali pasien. Kepribadian ini mampu melakukan aktivitas, seperti tidur dan makan, yang bukan miliknya. Seorang pasien juga akan menjawab dua nama berbeda, yang merupakan kepribadian utama atau sebenarnya. Mereka mungkin juga mengambil identitas untuk waktu yang singkat.

Gangguan Identitas Disosiatif sulit didiagnosis karena biasanya ditangani oleh psikolog atau psikiater. Penyebab dari kondisi mental ini masih belum diketahui, tetapi para ahli percaya bahwa hal itu disebabkan oleh genetik pasien. Seorang pasien mungkin juga memiliki berbagai trauma atau peristiwa traumatis di masa lalu, seperti pelecehan, dan ini dapat memicu timbulnya Gangguan Identitas Disosiatif di dalamnya.

Beberapa kepribadian berbeda yang mungkin diderita pasien termasuk alter ego, gangguan kepribadian ganda, dan gangguan kepribadian ganda. Semua jenis kelainan ini memiliki gejala yang berbeda, dan penyebab dari setiap gejala yang berbeda ini tidak diketahui secara pasti.

Meskipun ada berbagai bentuk Gangguan Identitas Disosiatif, ada beberapa gejala umum yang terlihat pada kebanyakan pasien dengan Gangguan Identitas Disosiatif. Gejala yang paling umum meliputi: realitas yang berubah, amnesia, depersonalisasi, atau delusi. Beberapa gejalanya antara lain:

Jika Anda atau orang yang Anda cintai menderita Gangguan Kepribadian Disosiatif, Anda harus berbicara dengan dokter Anda tentang mendapatkan diagnosis. Setelah didiagnosis, Anda akan dapat menerima perawatan yang tepat yang tersedia untuk membantu Anda mengatasi gangguan tersebut.

Gangguan Identitas Disosiatif biasanya diobati dengan terapi, konseling, hipnosis, pengobatan, atau keduanya. Ada obat-obatan dan terapi yang tersedia untuk membantu penderita mengatasi gangguan tersebut. Salah satu bentuk pengobatan yang umum disebut terapi perilaku dialektis.

Gangguan Identitas Disosiatif paling umum

Dalam bentuk terapi ini, terapis membantu pasien mengatasi pikiran atau perasaan negatif. Mereka bekerja untuk mengubah cara berpikir pasien agar lebih menerima kondisinya.

Gangguan Identitas Disosiatif dapat memengaruhi kehidupan pasien jika tidak ditangani. Jika pasien hidup dalam situasi stres, seperti wawancara kerja atau interaksi sosial, mereka mungkin kesulitan menyesuaikan diri dengan identitas baru mereka. Hal ini dapat menyebabkan perasaan cemas, paranoia, depresi, atau rasa bersalah.

Gangguan Identitas Disosiatif bukanlah gangguan yang mengancam jiwa, tetapi dapat membuat penderitanya stres dan frustrasi. Untuk menangani Gangguan Identitas Disosiatif, penting untuk mencari bantuan profesional.

Seorang dokter dapat merekomendasikan bentuk psikoterapi atau konseling untuk membantu orang yang menderita Gangguan Identitas Disosiatif. Psikoterapi atau konseling dapat mencakup terapi perilaku kognitif (CBT), yang berhubungan dengan cara otak memproses informasi.

Tujuan CBT adalah membantu pasien belajar bagaimana mengubah pikiran dan perilakunya agar merasa lebih baik tentang dirinya sendiri. Setelah terapi, pasien akan belajar bagaimana menghadapi situasi stres, bagaimana menghindarinya, dan apa yang memicu serangan panik.

Hipnosis adalah bentuk psikoterapi lain yang dapat digunakan untuk mengobati Gangguan Kepribadian Disosiatif. Hipnosis akan membantu pasien belajar mengendalikan emosi.

Hipnosis akan mengajari pasien untuk menenangkan pikiran dan belajar cara merawat diri sendiri dengan lebih baik. Hipnosis juga dapat mengajari pasien cara berkomunikasi yang lebih baik dengan orang lain sehingga mereka dapat menghindari situasi yang dapat memicu serangan.

Terapi ini akan bekerja pada sistem kepercayaan dan pola perilaku pasien. Hipnoterapi dapat membantu dalam mengubah keyakinan yang mengarah pada perilaku negatif. Misalnya, seseorang yang percaya bahwa setiap orang menginginkan apa yang mereka miliki mungkin perlu belajar untuk menghindari pengeluaran uang.

Hipnotis dan terapi perilaku kognitif juga akan membantu pasien belajar bagaimana menyadari bahasa tubuh mereka. Penting juga untuk belajar bagaimana menerima diri sendiri.

Gangguan Identitas Disosiatif bukanlah gangguan yang mengancam jiwa. Nasihat terbaik yang dapat diberikan siapa pun kepada pasien adalah mencari bantuan profesional untuk menangani gejala.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *